Sabtu, 16 Mei 2015

IKHLAS

وَقِيلَ لِبَعْضِ الْحُكَمَاءِ: مَنِ الْمُخْلِصُ؟ قَالَ: الْمُخْلِصُ الَّذِي كَتَمَ حَسَنَاتِهِ كَمَا يَكْتُمُ سَيِّئَاتِهِ.
وَقِيلَ لِبَعْضِهِمْ: مَا غَايَةُ الْإِخْلَاصِ؟ قَالَ: أَنْ لَا يُحِبَّ مَحْمَدَةَ النَّاسِ.
ditanyakan kpd sebagian orang bijak :
" siapakah yg disebut sebagai orang yang ikhlas ?"
beliau menjawab : " Orang yang ikhlas yaitu orang yang menyembunyikan kebaikan-kebaikannya sebagaimana ia menyembunyikan kejelekan-kejelekannya "

 ditanyakan kepada sebagian orang bijak yang lainnya : " apakah puncaknya ikhlas ?"
beliau menjawab : " yaitu apabila dia beramal tidak menyukai pujian dari orang lain.
وَرُوِيَ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ , أَنَّهُ قَالَ: لِلْمُرَائِي أَرْبَعُ عَلَامَاتٍ: يَكْسَلُ إِذَا كَانَ وَحْدَهُ، وَيَنْشَطُ إِذَا كَانَ مَعَ النَّاسِ، وَيَزِيدُ فِي الْعَمَلِ إِذَا أُثْنِيَ عَلَيْهِ، وَيَنْقُصُ إِذَا ذُمَّ بِهِ. .


Dari Ali bin abi tolib rodhiyallohu anhu, sesungguhnya beliau berkata :
" orang yang pamer mempunyai empat tanda :
1. malas beramal ketika sendirian.
2. giat beramal ketika bersama orang lain.
3. menambah amalan ketika di puji puji.
4. mengurangi amalan ketika di cela."
. وَرُوِيَ عَنْ شَقِيقِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ الزَّاهِدِ , أَنَّهُ قَالَ: حُسْنُ الْعَمَلِ ثَلَاثَةُ أَشْيَاءَ: أَوَّلُهَا أَنْ يَرَى أَنَّ الْعَمَلَ مِنَ اللَّهِ تَعَالَى لِيَكْسِرَ بِهِ الْعُجْبَ، وَالثَّانِي أَنْ يُرِيدَ بِهِ رِضَا اللَّهِ لِيَكْسِرَ بِهِ الْهَوَى، وَالثَّالِثُ أَنْ يَبْتَغِيَ ثَوَابَ الْعَمَلِ مِنَ اللَّهِ تَعَالَى لِيَكْسِرَ بِهِ الطَّمَعَ وَالرِّيَاءَ، وَبِهَذِهِ الْأَشْيَاءِ تَخْلُصُ الْأَعْمَالُ.
diriwayatkan dari syaqiq bin ibrahim az zahid sesungguhnya beliau berkata :
" kebaikan suatu amal itu ada tiga perkara :
1. Hendaknya seseorang berpendapat bahwa amal itu dari Allah Ta’ala, ini tujuannya untuk menghilangkan ‘ujub (rasa heran terhadap diri sendiri).
2. Hendaknya dengan amal itu ia mengharapkan ridla Allah, ini tujauannya untuk menghilangkan hawa nafsu.
3. Hendaknya ia mengharapkan ridla pahala/balasan amalnya itu hanya dari Allah sehingga tidak menimbulkan tamak dan riya’ (pamer kepada orang lain).
dengan ketiganya inilah amalan2 menjadi bersih.
قَالَ بَعْضُ الْحُكَمَاءِ: يَحْتَاجُ الْعَمَلُ إِلَى أَرْبَعَةِ أَشْيَاءَ حَتَّى يَسْلَمَ:
أَوَّلُهَا الْعِلْمُ قَبْلَ بَدْئِهِ.
لِأَنَّ الْعَمَلَ لَا يَصْلُحُ إِلَّا بِالْعِلْمِ، فَإِذَا كَانَ الْعَمَلُ بِغَيْرِ عِلْمٍ كَانَ مَا يُفْسِدُهُ أَكْثَرَ مِمَّا يُصْلِحُهُ.
sebagian orang bijak berkata :
"amalan2 itu membutuhkan empat hal agar menjadi sempurna :
1. Mempunyai ilmu sebelum memulai pekerjaan, karena amal perbuatan itu tidak akan benar dan sempurna kecuali dilandasi dengan ilmu. Amal perbuatan yang tanpa ilmu akan lebih banyak salahnya daripada benarnya.
وَالثَّانِي النِّيَّةُ فِي مَبْدَئِهِ لِأَنَّ الْعَمَلَ لَا يَصْلُحُ إِلَّا بِالنِّيَّةِ.
كَمَا قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى»
2. Niat pada saat memulai pekerjaan, karena amal perbuatan itu tidak akan sah kecuali dengan niat, sebagaimana sabda nabi : " sahnya amalan2 hanyalah dengan niatnya dan setiap seseorang hanyalah mendapatkan apa yang diniatkannya"
وَالثَّالِثُ الصَّبْرُ فِي وَسَطِهِ، يَعْنِي يَصْبِرُ فِيهَا حَتَّى يُؤَدِّيَهَا عَلَى السُّكُونِ وَالطُّمَأْنِينَةِ.
3. Sabar sewaktu melakukan amal perbuatan, sehingga ia akan bisa mengerjakannya dengan tenang dan tuma'ninah
وَالرَّابِعُ الْإِخْلَاصُ عَنْدَ فَرَاغِهِ، لِأَنَّ الْعَمَلَ لَا يُقْبَلُ بِغَيْرِ إِخْلَاصٍ، فَإِذَا عَمِلْتَ بِالْإِخْلَاصِ يَتَقَبَّلُ اللَّهُ تَعَالَى مِنْكَ وَتُقْبِلُ قُلُوبُ الْعِبَادِ إِلَيْكَ.
4. Ikhlas sewaktu selesai mengerjakan amal perbuatan, karena amal yang tidak ikhlas itu tidak akan diterima, dan hanya amal yang dikerjakannya dengan ikhlas saja yang diterima oleh Allah.
wallohu a'lam
Tambihul ghofilin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar