Minggu, 27 Oktober 2019

LIWETAN DAN NGAJI HIKAM 4

Ahad Kliwon
27 Oktober 2019
PP Shobirul Iman, Pagutan, Tamban, Tulungagung
Qori’ :
KH Makrus Maryani
لَا يَكُنْ تَأَخُّرُ أَمَدِ الْعَطَاءِ مَعَ الْإِلْحَاحِ فِي الدُّعَاءِ مُوْجِبًا لِيَأْسِكَ فَهُوَ ضَمِنَ لَكَ الْإِجَابَةَ فِيْمَا يَخْتَارُهُ لَكَ لَا فِيْمَا تَخْتَارُ لِنَفْسِكَ وَ فِي الْوَقْتِ الَّذِيْ يُرِيْدُ لَا فِي الْوَقْتِ الَّذِيْ تُرِيْدُ
Terlambatnya pemberian Allah setelah engkau bersungguh-sungguh berdoa
janganlah menyebabkan dirimu berputus asa.
Ketahuilah, Bahwa Allah menjamin doa yang kau panjatkan
(tetapi) sesuai dengan pilihan-Nya (kehendak-Nya),
bukan karena kehendakmu.

Sesungguhnya Allah lebih Pemurah dari raja dunia. Karena Maha Pemurah, maka tak ada halangan bagi-Nya untuk mengabulkan doa hamba-hambaNya. Hanya saja, kapan doa itu dibalas dengan rahmat. Waktunya terserah Allah. Sebab Dia yang Punya Hak untuk itu.

Minggu, 22 September 2019

LIWETAN DAN NGAJI HIKAM 3


Ahad Kliwon
22 Sepetember 2019
PP Al Fatahiyyah Ngranti, Boyolangu Tulungagung

Qori’ :
KH Makrus Maryani

سَوَابِقُ الْهِمَمِ لَا تَحْرِقُ أَسوار الاقدار.
Tekad yang kuat itu tidak dapat menembus benteng takdir.
SEBAB-AKIBAT TIDAK AKAN BERPENGARUH, KECUALI HANYA DENGAN QADHA ALLAH
Menggebunya semangat tak akan mampu menerobos benteng takdir.
Himmah ( keinginan/cita-cita ) adalah kekuatan yang mendorong hati dalam mencari sesuatu dan menganggapnya penting.
Jika sesuatu itu adalah perkara yang luhur (tinggi) seperti ma’rifatullah (mengetahui Allah) maka disebut Himmah ‘Aaliyah.
Jika sesuatu itu adalah perkara yang rendah seperti mencari dunia dan bagian-bagiannya maka disebut Himmah Daniyyah.
Seseorang yang ma’rifatullah atau seseorang yang menghendaki sesuatu dengan keinginan yang kuat maka Allah SWT akan mewujudkan hal itu dengan kekuasaan-Nya dalam satu waktu sehingga urusannya tersebut menjadi urusan Allah SWT pula.

Jumat, 30 Agustus 2019

HAJI BERULANG-ULANG KALI

MEMBINCANG KRITIK TERHADAP HAJI BERULANG-KALI
Oleh: Abdul Wahab Ahmad

Sebentar lagi jamaah haji datang. Biasanya orang-orang pun berziarah meminta doa mereka. Beberapa dari daftar ziarah yang ada di memori saya adalah orang yang sudah haji beberapa kali. Iri sekali pada mereka, semoga kelak bisa dipermudah juga haji berkali-kali. Amin.
Di sisi lain, kita lihat ada yang suka mengkritik orang haji berkali-kali. Dibilang tak peka pada orang sekitar yang membutuhkan, harusnya ongkosnya diberikan pada fakir miskin, harusnya diganti dengan ibadah sosial kemanusiaan, bla... bla... bla... Bahkan ada yang berfatwa bahwa haji berkali-kali tak diterima Allah bila ada kerabat dan tetangganya yang miskin.

Anggap saja kritik seperti itu benar, anggap memberikan sisa rezeki ke orang fakir miskin lebih utama daripada haji, tapi kenapa ya kritik tajam semacam itu hanya tertuju pada ibadah haji berulang saja? Tak satu pun saya dengar kritikus yang demikian mengkritik orang yang beli mobil, tanah, membangun rumah dan lain-lain dengan alasan serupa. Padahal harga mobil bekas standar saja bisa cukup setidaknya untuk haji dua kali. Apalagi harga mobil baru, harga tanah, membangun rumah dan sebagainya yang bisa seharga puluhan kali ongkos haji. Kenapa kritik tajam yang sama tak ditujukan pada mereka padahal seharusnya itu yang lebih pas dikritik?

Sabtu, 24 Agustus 2019

Bisakah Manusia Mengubah Takdir?

Dalam ilmu tauhid, takdir adalah istilah yang merujuk pada qadla’ atau keputusan Allah yang telah tertulis di lauh mahfudz sejak sebelum dunia tercipta. Allah menyinggung hal ini dalam banyak ayat, misalnya:
 
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
 
"Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah" (QS. Al-Hadid: 22).
 
لَا يَعْزُبُ عَنْهُ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ وَلَا أَصْغَرُ مِنْ ذَلِكَ وَلَا أَكْبَرُ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
 
“Tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya sekalipun seberat zarrah baik yang di langit maupun yang di bumi, yang lebih kecil dari itu atau yang lebih besar, semuanya (tertulis) dalam Kitab yang jelas (lauh mahfuzh),” (QS. Saba’: 3).
 
Kalau demikian, maka bisakah manusia mengubah takdir dengan usahanya sendiri? Jawaban pertanyaan ini sebenarnya tak ada, tak bisa dijawab dengan ya atau tidak, sebab pertanyaan ini bermasalah. Pertanyaan ini muncul dari asumsi seolah ada usaha atau tindakan di dunia ini yang tak tercatat sebagai takdir di lauh mahfudz sehingga hendak dipertentangkan dengan catatan di lauh mahfudz. Seolah-olah penanya ingin membenturkan antara usaha manusia di satu pihak dengan takdir di pihak lain. Padahal kejadiannya tidaklah demikian. Usaha manusia, baik itu berupa tindakan, pilihan rasional, atau doa yang dipanjatkan, semuanya adalah kejadian yang tertulis di lauh mahfudz sebagaimana disinggung dalam ayat di atas. Sama sekali tak ada kejadian apa pun yang tak terekam di sana. 
 

KERJA PADA MANUSIA ATAU PADA ALLAH?


Suatu saat seseorang yang berwirausaha membuli seorang pegawai dengan menggunakan bahasa hakikat. 

Terjadilah obrolan sebagai berikut :
Wirausahawan: Kamu kerja jadi pegawai artinya kamu kerja pada manusia. Sedangkan aku kerja pada Allah tak terikat pada manusia. Kamu digaji manusia, sedangkan aku digaji langsung oleh Allah. Meski mungkin gajiku tak tetap seperti gajimu, tapi jelas lebih kaya Allah yang mengajiku daripada manusia yang menggajimu. 

Selasa, 20 Agustus 2019

LIWETAN DAN NGAJI HIKAM 1

Ahad Kliwon
11
Dzulqo’dah 1440 H
14
Juli 2019
Ponpes Al Hikam Mlathen, Kauman, Tulungagung

مِنْ عَلَامَات الْاِعْتِمَادِ عَلَى الْعَمَلِ نُقْصَانِ الرَّجَاءِ عِنْدَ وُجُوْدِ الْزَّلَلِ
Sebagian tanda dari bergantung kepada amal, adalah kurangnya harapan kepada Allah ketika terjadi kesalahan / dosa

Dalam Liwetan dan Ngaji Hikam pagi ini, KH Makrus Maryani membacakan Fasal Hikam yang ke 1.
Imam Ibnu Athoillah memulai hikmah pertamanya bahwa Setengah dari tanda bahwa seorang itu bersandar diri pada kekuatan amal usahanya, yaitu berkurangnya pengharapan terhadap rahmat karunia Allah ketika terjadi padanya suatu kesalahan/dosa.

Amal usaha yang dimaksud disini adalah amal anggota badan, seperti Sholat, Dzikir dll.
Adapun yang bergantung pada Amal dibagi menjadi 2, yaitu ‘ubad (ahli ibadah) dan Muriidiin. Ahli ibadah menyandarkan ibadahnya untuk masuk surga dan kenikmatannya, selamat dari siksa Allah.

Minggu, 18 Agustus 2019

LIWETAN DAN NGAJI HIKAM 2


Ahad Kliwon
17 Dzulhijjah 1440 H/18 Agustus 2019
Pondok Pesantren “Ojo Susah” Kyai Sholihin Gondang Tulungagung

Qori’: KH Anang Muhsin (Pengasuh Ponpes Al Fattahiyah, Miren, Ngranti, Boyolangu)

إِرَ ادَ تُــكَ الـتَّجْرِ يْدَ مَـعَ إِقَامَـةِ اللَّهِ إِ يَّـاكَ فيِ اْلأَسْبَابِ مِنَ الشَّـهْـوَ ةِ الْخَفِـيـَّةِ.
وَ إِرَادَ تُـكَ اْلأَسْبَابَ مَعَ إِقَامَةِ اللَّهِ إِ يَّـاكَ فيِ الـتَّجْرِ يْدِ اِنحِطَاطٌ مِنَ الْهِمَّةِ الْعَـلِـيـَّةِ

Keinginanmu untuk tajrid, sementara Allah masih menegakkan engkau di dalam asbab, merupakan syahwat yang tersamar (halus). 
Dan keinginanmu kepada asbab, pada saat Allah sudah menegakkan engkau dalam tajrid, merupakan suatu kejatuhan dari himmah yang tinggi

Apabila seseorang sedang Allah tempatkan dalam kondisi asbab itu, namun dia berkeinginan untuk tajrid (misalkan dengan ber-uzlah), maka itu dikatakan sebagai syahwat yang samar. Sebaliknya, saat Allah menempatkan seseorang dalam tajrid, namun dia justru menginginkan asbab, maka itu merupakan sebuah kejatuhan dari keinginan yang tinggi

Pertanyaannya bagaimana mengetahui kita ada di maqom mana ? dalam pengajian tadi disebutkan bahwa alamat/ciri2 ketika Allah menempatkan kita di maqom asbab atau kasab adalah apabila terasa ringan kasab tersebut bagi kita, sehingga tidak menyebabkan lalai menjalankan suatu kewajiban dalam agamamu, juga menyebabkan kita tidak tamak [rakus] terhadap milik orang lain.

Dan tanda bahwa Allah mendudukkan kita dalam golongan hamba yang tidak berusaha (Tajrid). Apabila Tuhan memudahkan bagi kita kebutuhan hidup dari jalan yang tidak tersangka, kemudian jiwa kita tetap tenang ketika terjadi kekurangan, karena tetap ingat dan bersandar kepada Tuhan, dan tidak berubah dalam menunaikan kewajiban-kewajiban.

Sambutan ke 2
Oleh Al Mukarom Kyai Hadi Muhammad Mahfudz
Pengasuh Ponpes Al Hikmah Mlathen, Kauman Tulungagung
Ketua MUI Tulungagung dan Pengurus PWNU Jawa Timur

Beliau dawuh, sebetulnya kita sering berdoa pada Allah tapi yang kita minta bukanlah yang terbaik menurut Allah, melainkan kita meminta hal-hal yang cocok dengan keinginan hati kita, yang mana keinginan kita belum tentu yang terbaik menurut Allah.

Rabu, 07 Agustus 2019

RISALAH QURBAN LENGKAP

IBADAH QURBAN DAN PENGELOLAANNYA 
LBM NU JAWA TIMUR

1. Pengertian Qurban Dan Hukumnya

وَهِيَ مَا يُذْبَحُ مِنَ النَّعَمِ تَقَرُّبًا إِلىَ اللهِ تَعَالىَ مِنْ يَوْمِ عِيْدِ النَّحْرِ إِلىَ آخِرِ أَيَّامِ التَّشْرِيْقِ

Qurban (tadhhiyah) adalah ternak yang disembelih karena mendekatkan diri kepada Allah pada hari raya nahr sampai akhir hari tasyriq.

Adapun hukumnya adalah sunat kifayah dalam satu keluarga yang berjumlah lebih dari satu orang. Dasarnya hukumnya :

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ (الكوثر

Maka shalatlah (hari raya) dan sembelihlah (qurban).

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ تَعَالىَ عَنْهُ قَالَ ضَحَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ أَقْرَنَيْنِ ذَبَحَهُمَا بِيَدِهِ اْلكَرِيْمَةِ وَسَمَّى وَكَبَّرَ وَوَضَعَ رِجْلَهُ اْلمُبَارَكَةَ عَلىَ صِفَاحِهِمَا (رواه مسلم (

Dari Anas ra ia berkata, bahwa Nabi saw berkurban dengan dua kambing kibasy berwarna putih lagi panjang tanduknya, beliau menyembelihnya dengan tangan beliau sendiri yang mulia seraya membaca basmalah, bertakbir dan meletakkan kaki beliau yang berkah diatas leher kedua kambing tersebut. HR. Muslim

قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ يَوْمَ النَّحْرِ مِنْ عَمَلٍ أَحَبَّ إِلىَ اللهِ تَعَالىَ مِنْ إِرَاقَةِ الدَّمِ وَإِنَّهَا لَتَأْتِيْ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ بِقُرُوْنِهَا وَأَظْلاَفِهَا وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللهِ بِمَكاَنٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ عَلىَ اْلأَرْضِ فَطَيِّبُوْا بِهَا نَفْسًا

Minggu, 04 Agustus 2019

KHUTBAH IDUL ADHA 2019 M BAHASA JAWA RINGKAS DAN APIK

Add caption

KHUTBAH IDUL ADHA 2019 M

اللهُ اَكْبَرُ × 9 الله اَكْبَرُ كَبِيْرًا ، وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ وَصَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ اللهُ اَكْبَرُ ، اللهُ اَكْبَرُ وَ ِللهِ الْحَمْدُ

الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ خَلَقَ الزّمَانَ وَفَضَّلَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ فَخَصَّ بَعْضُ الشُّهُوْرِ وَالأَيَّامِ وَالَليَالِي بِمَزَايَا وَفَضَائِلَ يُعَظَّمُ فِيْهَا الأَجْرُ والحَسَنَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اللّهُمَّ صَلّ وسّلِّمْ علَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمّدٍ وِعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ في أَنْحَاءِ البِلاَدِ. أمَّا بعْدُ، فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ
فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ

Alhamdulillah, puji syukur wonten ngarsanipun Gusti Allah, dening punapa gusti Allah taksih paring kesehatan dumateng kita, sehingga kita mampu makempal wonten Masjid niki, nglampahi ibadah sholat Idul Adha.

Allahu Akbar 3x Walillahil Hamd
Lewat mimbar meniko kawulo ngajak dateng diri kulo pribadi lan ugi dumateng hadirin sedoyo; monggo kito Taqwa dateng ngarso gusti Alloh ingkang Moho Agung, kita nglampahi sedanten perintahipun Gusti Allah lan kita tabihi sedanten larangan e gusti Allah.

Hadirini jamaah ingkang dipun mulyaaken Allah
Idul Adha tanggal sedoso Dzul Hijjah meniko ugi dipun kenal kanti sebutan Hari Raya Haji, sebab kaum muslimin ingkang nindaaken ibadah haji nembe wukuf wonteng Arofah. Sedoyo jamaah haji ngagem pakaian ihrom ingkang sarwo pethak lan boten jahitan, ingkang disebat pakaian ihrom. Meniko nglambangaken bilih kaum muslimin meniko sami akidahipun lan anggadhahi derajat ingkang sami, boten saget dibentenaken, sedoyo ngrumahosi sami derajatipun, sami-sami ngeparek dateng Alloh ingkang moho kuaos, kanthi sareng-sareng mahos talbiyah:
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ ، لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ
Kejawi dipun wastani riyadin haji ugi disebat ”idul qurban” riyadin kurban. Keranten Idul adha meniko setunggaling riyadin ingkang kangge mangertosi artos berkurban. Arti kurban inggih meniko kito paring peparingan minongko raos remen dan tresno dateng tiyang sanes sesami tiyang muslim. Kados ingkang sampun dipun tuladhaaken dening Kanjeng Nabi Ibrahim as.

Khutbah Idul Adha : Belajar dari 9 Keistimewaan Nabi Ibrahim


Khutbah Idul Adha
Belajar dari 9 Keistimewaan Nabi Ibrahim

Oleh DR KH Abun Bunyamin, MA, Rais Syuriyah PCNU Purwakarta
Dikutip dari NU Online

Khutbah I

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ
 اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.
اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ: اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah,...
Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Nahl: 120-123
إنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتاً لِلّهِ حَنِيفاً وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ شَاكِراً لِّأَنْعُمِهِ اجْتَبَاهُ وَهَدَاهُ إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ وَآتَيْنَاهُ فِي الْدُّنْيَا حَسَنَةً وَإِنَّهُ فِي الآخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِينَ ثُمَّ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفاً وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ  

“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan), (lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus, Dan Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia. Dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh, Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): "Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif" dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan”. (QS an-Nahl: 120-123)

Ayat tersebut menggambarkan profil Nabi Ibrahim AS di antaranya bahwa beliau adalah seorang pemimpin teladan, yang patuh kepada Allah, selalu konsisten dalam menjalankan perintah-Nya, orang yang bertauhid yang hanya menyembah kepada Allah, orang yang bersyukur atas segala nikmatnya, orang pilihan di antara para Nabi, di dunianya bernasib baik dan di akhiratnya termasuk hamba Allah yang sholeh.

Berbicara Idul Adha tidak lepas dari tokoh sentral yang bernama Ibrahim AS, sebab Nabi Ibrahimlah yang menjadi pemeran utama dalam manasik haji termasuk di dalamnya tentang ajaran kurban.
Nabi Ibrahim AS adalah pigur seorang bapak yang tabah dalam mengurusi rumah tangganya, beliau juga orang yang berhasil mendidik keturunannya menjadi orang yang beriman, Ibrahim juga adalah sosok seorang nabi yang jujur.Ibrahim adalah seorang nabi yang sangat lembut hatinya dan penyantun.
إِنَّ إِبْرَاهِيْمَ لَأَوَّاهٌ حَلِيْمٌ
Artinya: “Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang nabi yang sangat lembut hatinya dan penyantun” (QS an-Nahl: 114).
Siapa pun ingin hidupnya sukses tapi lupa harus bagaimana mereka berbuat dan kepada siapa mereka berkiblat.
Kalau berbicara figur buat rujukan di hari raya Idul Adha ini yang paling relevan adalah Nabi Ibrahim AS. Karena Idul Adha adalah 'id-nya Nabi Ibrahim AS, buat mengenang perjalanan Nabi Ibrahim AS.

Jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah,
Ada beberapa poin penting yang harus dijaga, di antaranya adalah sebagai berikut:
1.    Nabi Ibrahim pemimpin teladan. Beliau lebih mengutamakan nasib orang lain daripada dirinya. Ibrahim lebih melihat generasi penerusnya daripada pribadinya. Lihat ketika Ibrahim akan diangkat menjadi pemimpin, beliau berkata “Ya Allah bagaimana nasib keturunanku?” Allah menjawab, “Ya, juga keturunanmu, asal keturunanmu itu tetap istiqamah bersamamu dan tidak berbuat dzalim (QS Al-Baqarah: 124). Bagi kita penting memperhatikan kepemimpinan sebab pemimpinlah yang akan menentukan nasib agama dan bangsa. Pemimpinlah yang akan mewarnai segala corak masyarakat sebuah bangsa. Oleh karena itu kewajiban kita hanya satu dalam masalah kepemimpinan ini yaitu memilih pemimpin yang beriman dan amanah.
2.    Ibrahim adalah orang yang sangat patuh kepada Allah walaupun menurut kita merugikan. Contohnya ketika Allah menyuruh Ibrahim untuk menyembelih anaknya, tanpa ragu-ragu langsung dilaksakan kemudian dipangggilnya Ismail untuk bermusyawarah. Dari musyawarah itu Ismail setuju dirinya dijadikan kurban oleh ayahnya (QS as-Shaffat: 107), ketika Ismail dieksekusi oleh ayahnya, Ismail sabar dan pasrah kepada Allah. Nabi Ibrahim yakin tidak akan ada sebuah perintah dari Allah tanpa jaminan dari Allah. Buktinya benar bahwa sembelihan Ibrahim diganti dengan sembelihan kambing yang sangat besar, inilah cikal bakal adanya syariat kurban. Oleh karena itu marilah kita berkurban semoga Allah akan menggantinya dengan rezeki yang lebih besar.
3.    Ibrahim adalah orang yang hanif, artinya orang yang ajeg dalam agamanya, tidak miring ke kiri dan tidak miring ke kanan, lurus sebagaimana pesan Allah. Hal ini terlihat dari dua kaki yang membekas pada batu yang sering disebut dengan maqam Ibrahim. Bekas telapak kaki beliau yang kanan condong ke kiri dan yang kiri condong ke kanan. Artinya Nabi Ibrahim berkarakter istiqamah seperti disebutkan dalam ayat فاستقم كما أمرت maka istiqamahlah kamu sebagaimana diperintahkan.
4.    Nabi Ibrahim adalah orang yang bertauhid yang hanya menyembah kepada Allah, sebagaimana ikrar kita dalam doa iftitah “Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada pencipta langit dan bumi, dengan patuh dan tunduk serta aku bukan hamba yang musyrik. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku adalah untuk Rab seluruh alam, tiada sekutu bagi-Nya dan aku diperintahkan untuk itu dan aku adalah hamba yang berserah diri”. Nabi Ibrahim merupakan seorang yang konsisten membela tauhid dari sejak remaja. Sejarah menceritakan kisah beliau yang menghancurkan sesembahan Namrudyang membuatnya dihukum dengan cara dibakar meski beliau selamat dan tidak ada selembar rambutpun yang terbakar. Ayahnya juga mengancam dan mengusir Ibrahim dari rumahnya gara-gara mengusik keyakinannya tapi Ibrahim selalu membalas dengan kata-kata yang santun tanpa caci maki, bahkan beliau memohonkan ampun untuk ayahnya. Itulah kesantunan Ibrahim yang sangat lembut إن إبراهيم لاوَّاهٌ حَليم (QS At-Taubah 114).
5.    Nabi Ibrahim adalah orang yang bersyukur kepada Allah di antaranya beliau orang yang sangat pemurah tangannya, penyayang kepada siapa pun. Disebut juga khalilullah karena beliau sangat baik pergaulannya dengan siapa pun terutama kepada tamu yang datang kepadanya. Beliau tidak pernah makan kecuali selalu berjamaah, bahkan sengaja beliau mengundang tetangga buat menemani makan sampai harus berjalan jauh ke kampong-kampung. Berjamaah dalam makan dan minum adalah sunnah Kanjeng Nabi Muhammad SAW yang banyak barokahnya. Makanan sedikit pun bisa dinikmati oleh orang banyak. Rasulullah sendiri pernah berbagi roti dengan para sahabatnya di sebuah perjalanan. Uniknya, walaupun rotinya sedikit, ternyata cukup untuk banyak orang.
6.    Nabi Ibrahim AS adalah hamba pilihan Allah. Beliau tak hanya diangkat menjadi seorang Nabi, tapi juga bapaknya para nabi. Dari kedua putranya, Ismail AS dan Ishak AS lahirlah keturunan para nabi yang amat banyak. Agama Ibrahim AS dipilih sebagai millah yang menjadi anutan semua nabi sampai kepada Nabi Muhammad SAW. Agama Yahudi, Nashrani dan Islam asalnya sama sama memiliki ajaran tauhid, karena sama-sama menjunjung tinggi ajaran Ibrahim AS. Hanya setelah generasinya berubah maka berubah pula akidahnya.
7.    Ibrahim AS diberi jalan yang lurus atau shirathal mustaqim. Maksudnya agama yang benar, agama yang hanif yang semakna dengan agama Islam adalah diinul qayyimah agama yang bebas dari syirik dan kesesatan. Agama yang diridlai yang akan diterima Allah SWT, Siapa pun harus ridha dengan Islam sebagai agamanya. Sabda Nabi Muhammad saw "Islamlah, pasti kamu selamat". Islam adalah agama damai, agama yang mengedepankan kebersamaan dan toleransi walaupun beda agamanya. "Orang muslim adalah orang yang menjadikan orang muslim lainnya terjamin dari ucapan serta perbuatannya."
8.    Ibrahim AS adalah orang berbahagia di dunianya, di antaranya di masa tuanya diberi anak yang saleh yang setia membantu pekerjaannya. Terutama pada waktu Ka'bah dibangun, maka putranyalah yang setia mendampingi sang ayah menjadi arsitek, demikian pula waktu pemeliharaannya, sampai Ibrahim AS berdoa di depan Ka'bah sebagaimana terekam dalam Surat Al-Baqarah 127- 129.
وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ. رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ. رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): ‘Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana’.”

9.      Ibrahim AS di akhiratnya sebagai bagian dari hamba yang sholeh, artinya hamba yang mendapat derajat yang sangat tinggi di dalam surga, salah satunya adalah kedudukan orang yang membaca tashbih, diberikan pahala bagaikan panen yang tidak pernah berhenti, setiap panen tumbuh lagi setiap panen tumbuh lagI, itu adalah orang yang selalu membaca tasbihnya Ibrahim AS.

Kita sering memohon nikmat di akhirat, sebenarnya yang kita minta adalah nikmatnya para nabi, shiddiiqin, syuhada dan shalihin. Empat kelompok ahli surga yang sudah berada pada shirathal mustaqim, artinya mereka sudah mendapatkan nikmat yang sebenarnya yaitu صراط الذين أنعمت عليهم, karena mereka sudah memenuhi syarat yaitu taat kepada Allah dan rasul-Nya. Firman Allah dalam QS An-Nisa ayat 69:
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَٰئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُولَٰئِكَ رَفِيقًا
Artinya: “Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS An-Nisa: 69)

Jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah,
Dalam momen hari raya kurban kali ini, marilah kita kenang sejarah Nabi Ibrahim AS dengan mengikuti ajarannya. Pastikan Nabi Ibrahim AS adalah nabi teladan bagi umat Nabi Muhammad SAW. Betapa banyak ajaran Nabi Ibrahim yang menjadi ajaran Nabi Muhammad Saw, baik dalam haji, ibadah shalat dan akhlak, demikian pula shalawat.

Ketika kita menjadi ayah, jadilah seperti Nabi Ibrahim, ketika jadi anak jadikanlah seperti kedua anak Nabi Ibrahim, yakni Nabi Ismail dan Ishak, dan ketika jadi istri jadilah seperti istri beliau, yakni Siti Sarah dan Siti Hajar dalam kepatuhannya kepada Allah. Semoga kita bisa meneladani ini semua. Amiin ya rabbal alamin.
أعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطنِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ.
 إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ



Khutbah II
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ.
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Bagi yg ingin mendownload file dan tinggal print, silahkan sedot di sini