Minggu, 18 Agustus 2019

LIWETAN DAN NGAJI HIKAM 2


Ahad Kliwon
17 Dzulhijjah 1440 H/18 Agustus 2019
Pondok Pesantren “Ojo Susah” Kyai Sholihin Gondang Tulungagung

Qori’: KH Anang Muhsin (Pengasuh Ponpes Al Fattahiyah, Miren, Ngranti, Boyolangu)

إِرَ ادَ تُــكَ الـتَّجْرِ يْدَ مَـعَ إِقَامَـةِ اللَّهِ إِ يَّـاكَ فيِ اْلأَسْبَابِ مِنَ الشَّـهْـوَ ةِ الْخَفِـيـَّةِ.
وَ إِرَادَ تُـكَ اْلأَسْبَابَ مَعَ إِقَامَةِ اللَّهِ إِ يَّـاكَ فيِ الـتَّجْرِ يْدِ اِنحِطَاطٌ مِنَ الْهِمَّةِ الْعَـلِـيـَّةِ

Keinginanmu untuk tajrid, sementara Allah masih menegakkan engkau di dalam asbab, merupakan syahwat yang tersamar (halus). 
Dan keinginanmu kepada asbab, pada saat Allah sudah menegakkan engkau dalam tajrid, merupakan suatu kejatuhan dari himmah yang tinggi

Apabila seseorang sedang Allah tempatkan dalam kondisi asbab itu, namun dia berkeinginan untuk tajrid (misalkan dengan ber-uzlah), maka itu dikatakan sebagai syahwat yang samar. Sebaliknya, saat Allah menempatkan seseorang dalam tajrid, namun dia justru menginginkan asbab, maka itu merupakan sebuah kejatuhan dari keinginan yang tinggi

Pertanyaannya bagaimana mengetahui kita ada di maqom mana ? dalam pengajian tadi disebutkan bahwa alamat/ciri2 ketika Allah menempatkan kita di maqom asbab atau kasab adalah apabila terasa ringan kasab tersebut bagi kita, sehingga tidak menyebabkan lalai menjalankan suatu kewajiban dalam agamamu, juga menyebabkan kita tidak tamak [rakus] terhadap milik orang lain.

Dan tanda bahwa Allah mendudukkan kita dalam golongan hamba yang tidak berusaha (Tajrid). Apabila Tuhan memudahkan bagi kita kebutuhan hidup dari jalan yang tidak tersangka, kemudian jiwa kita tetap tenang ketika terjadi kekurangan, karena tetap ingat dan bersandar kepada Tuhan, dan tidak berubah dalam menunaikan kewajiban-kewajiban.

Sambutan ke 2
Oleh Al Mukarom Kyai Hadi Muhammad Mahfudz
Pengasuh Ponpes Al Hikmah Mlathen, Kauman Tulungagung
Ketua MUI Tulungagung dan Pengurus PWNU Jawa Timur

Beliau dawuh, sebetulnya kita sering berdoa pada Allah tapi yang kita minta bukanlah yang terbaik menurut Allah, melainkan kita meminta hal-hal yang cocok dengan keinginan hati kita, yang mana keinginan kita belum tentu yang terbaik menurut Allah.


Sambil berkelakar, Menurut Kyai Hadi, jenis Uang Kyai itu ada 2 macam, yaitu
1.       Kyai yang uangnya surga
2.       Kyai yang uangnya dunia
Kyai yang uangnya surga, sifat surga itu adalah abadan abadina, selawase lawas.....jika masuk warung dan makan disitu, berbondong2 orang yang ingin mentraktirnya, berarti uang kyai tersebut tetap di dompet....abadan abadina nek dompet terus

Adapun kyai yang uangnya dunia adalah sebaliknya dari uraian di atas.....uangnya bisa habis...sekali2 kyai juga harus mentraktir....(ini saya tunggu2 kyai.....bakso purun sate nggih oke)

Dalam masalah maqom, dulu zaman Gubernurnya pakde Karwo pernah ada Kyai yang biasanya pakaiannya sarungan dan kopyahan, karena memenuhi undangan pak Gubernur Kyai tersebut memakai celana dalam memenuhi undangan tersebut. Ini menyalahi Maqomnya terang Kyai Hadi.
Akhirnya setelah pulang, ternyata kyai2 yang tetap pada maqomnya yaitu memakai sarung dan sorban mendapatkan Ganti uang Transport alias amplop, sedangkan Kyai yang pakai celana tadi tidak dapat amplop karena memakai celana dan dikira tamu undangan biasa.

Kita harus faham, kita maqomnya di mana
Dzikir itu bagus tapi harus tau maqomnya, Sopan santun itu bagus tapi juga lihat maqomnya...masak mau sepak bola koq pakai sarung....
وجعلوا بلاغة الكلام  طباقة لمقتضى المقام
Artinya :
“ Ulama ahli Balagah menjadikan defenisi kalam yang balagah itu, ialah sesuainya kalam itu dengan muqthada maqam (keadaannya )”.

Di akhir sambutannya beliau berpesan,
“ Jangan nuruti Karep, tapi ikutilah kehendak Allah
Maqom kita bukan menjalankan  Ibadah yang harus diterima, namun yang penting dalam beribadah kita harus benar dan sah”

Kajian diakhiri dengan Doa Oleh Kyai Adib Ali Pengasuh Ponpes Ngunut

Wallahu a’lamu bishowab

Kang Yanu Bandung

Mari ikuti kajian Kitab Hikam dan Liwetan setiap Ahad Kliwon
Ahad Kliwon depan di PP ALFatahiyyah Ngranti-Boyolangu












Tidak ada komentar:

Posting Komentar