Khotbah Idul Fithri
Oleh Yusuf Suharto
السلام عليكم ورحمة
الله وبـــركاته
x٩ الله
أكـبر
الله أكبر كبيرا
والحمد لله كثـــيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا.
لا إله إلا الله هو الله أكبر, الله أكبر ولله الحمـــد.
لا إله إلا الله ولا نعبد إلا إياه مخلصين له الدين ولو كره الكافرون.
لا إلا الله وحــده صدق وعده ونصر عبده وأعد جنـده وهزم الأحزاب وحده.
الحمد لله الذى جعل
شهر رمضان شهر العبادة, وشهر البركة, وشهر الرحمة, وشهر المغفرة, وشهر عتق من
النار. وذلك من فضل ورحمة الله الملك الحق المبين.
وأشهـد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله الصادق الوعد الأمين. اللهم
صل وسلم وبارك عليه وعلى آله وأصحابه الكرام وسلم تسليما كثيرا. أما بعـــد:
فيا عباد الله أوصيكم ونفسى بتقوى الله وطاعته فقد فاز
المتقون.
Jamaah shalat idul fithri yang berbahagia
Seiring takbir, dan tahmid yang terus
berkumandang, hari ini 1 Syawwal 1438 H merupakan bulan baru setelah sebulan
penuh kita berada dalam Ramadhan sebagai sayyidus syuhur. Disebut
sebagai sayyidus syuhur yang artinya
adalah rajanya bulan-bulan, karena Ramadhan adalah bulan yang paling
utama di antara keutamaan bulan lainnya. Di bulan inilah kita diwajibkan
berpuasa sepenuh bulan, di bulan inilah ada shalat khusus di Ramadhan yaitu
Tarawih, bulan turunnya rahmah,
maghfirah, dan itqun minan nar, bulan turunnya Al-Quran, dan lailatul qadar.
Hadirin Hadirat Rahimakumullah.
Di pagi ini kita melaksanakan shalat idul
fithri. Idul fithri bermakna kita kembali berbuka setelah sebulan penuh kita
puasa. Idul Fitri bisa pula bermakna kita kembali menuju kesucian, karena
sebulan penuh kita berpuasa dan ber-qiyam Ramadhan. Sebulan penuh kita berpuasa
yang dalam pengertian dasarnya adalah sebagai upaya menahan diri, dan sebagai piranti efektif untuk
menundukkan ‘musuh’ utama manusia, yaitu berperang
melawan ‘diri sendiri’ yang dalam bahasa Rasulullah
Muhammad shallallah ’alaih wasallam disebut Jihad Akbar dan Jihadun
Nafs (perang melawan hawa nafsu).
Hadirin
Rahimakumullah
Syawwal
bermakna peningkatan. Dengan demikian latihan atau madrasah Ramadhan sebulan
itu hendaknya untuk direnungkan kembali untuk
peningkatan kualitas ibadah kita. Pada garis besarnya berikut ini adalah makna
Ramadhan yang telah Allah Ta’ala
anugerahkan selama Ramadhan dan akan kita pedomani sebagai nilai-nilai utama
dalam menjalani fungsi kehambaan kita.
Pertama, Manajemen
Waktu
Ramadan mengajarkan awal kebiasaan baru dan
kedisiplinan selama sebulan penuh. Awal perubahan adalah jika kita mau
bertekad dalam hati untuk menampilkan kebiasaan baru dengan teratur disiplin.
Ramadan menawarkan hal penting ini lebih daripada hari-hari dalam bulan
lainnya. Selama satu bulan, kita
terbiasa berbuka puasa sebelum maghrib,
sahur sebelum munculnya fajar shadiq shubuh, dan bertarawih.Yang
istimewa, jika sebagian kita selama ini tidak membiasakan diri bangun malam
untuk shalat malam, Qiyamul Lail, pada Ramadan kebiasaan baru tersebut diawali dengan
menumbuhkan kebiasaan salat tahajjud
berbareng dengan waktu sahur. Ketika waku imsak tiba kita pun berhenti menyentuh makanan dan minuman. Ketika waktu berbuka datang, kita
dianjurkan untuk mempercepat berbuka (ta‘jil) agar kita banyak
memperoleh keberkahan.
Kedua, Istiqamah dalam Ibadah dan Ketaatan
Ramadhan adalah terapi hati untuk menguji keistiqamahan kita, dan
salah satu bukti nyata dari kesuksesan seorang hamba di bulan Ramadhan adalah: ketaatannya yang terus
berlanjut meskipun di luar Ramadhan. Dia tidak akan pernah memutuskan ‘tali cinta’ antara dia
dan Tuhannya. Karena ulama kita dahulu mengatakan: “sejelek-jelek golongan
adalah: yang mengenal Tuhannya hanya ketika Ramadhān.
Oleh karena
itu, pertahankan shalat tahajjud kita, sedekah kita, tadarrus Al-Qur’an, dzikir kita dan ketaatan-ketaatan
kita yang lain. Jangan biarkan dia layu dan lesu, karena Ramadhan telah berlalu.
Ketiga, Melatih
Kesabaran
Kesabaran
adalah kunci setiap kesuksesan. Dan orang-orang yang berpuasa sebenarnya sedang
belajar dan berlatih sabar. Sabar itu, kata ulama kita, terbagi kepada tiga
bentuk: (1) sabar dalam ketaatan, (2) sabar dalam menahan diri agar tidak
berbuat maksiat, dan (3) sabar dalam menghadapi dan menerima musibah. Dan sabar
dalam model pertama itulah yang sangat berat kita kerjakan.
Menurut Imam al-Ghazali, sabar itu terbagi menjadi dua
tempat: pertama, sabar jasmani, seperti teguh dalam menghadapi berbagai
kesulitan yang menimpa. Contohnya lagi adalah: sabar dalam menerima ujian
berupa penyakit atau luka yang sangat pedih. Dan kedua, sabar ruhani.
Yaitu: sabar untuk tidak memperturutkan hawa nafsu. Dan kedua bentuk sabar yang
disebut oleh Imam al-Ghazali sangat terasa di bulan Ramadhān.
Oleh
karenanya, nilai-nilai kesabaran ini harus kita perjuangkan dan kita
pertahankan mulai hari ini. Jangan biarkan di lekang disiram sinar matahari.
Dia juga jangan luntur diguyur hujan. Dengan mempertahankan nilai-nilai
pendidikan ketaatan dan ibadah secara sabar dan telaten di luar Ramadhan mudah-mudahan kita bisa menjadi
hamba Allah yang selamat: di dunia, lebih-lebih lagi di akhirat:
Maka,
seorang Mukmin harus sabar menghadapi hal-hal yang tidak disukai itu agar bisa
masuk surga. Dan dia harus menahan nafsu syahwatnya agar terhindar dari api
neraka,” demikin pesan Abu Thalib al-Makki dalam Qut al-Qulub-nya.
Karena
masuk surga itu perlu ikhtiar maksimal, maka tiketnya harus bisa melatih diri agar lulus mendapatkan
sertifikat “sabar”. Allah pun menegaskan:
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan
masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya
orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan
kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga
berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya
pertolongan Allah?” Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu amat
dekat.”(Qs. al-Baqarah [2]: 214).
Keempat, Muhasabah (Evaluasi Diri)
Ini poin
pendidikan yang sangat berharga yang harus terus dibudayakan oleh setiap
Mukmin. Poin ini sengaja khatib catat di akhir, agar hidup kita menjadi husnul
khatimah. Segala bentuk kekurangan dan kegagalan di bulan Ramadhan sudah semestinya menjadi “cambuk”
bagi kita, agar di luar Ramadhan ini dapat lebih ditingkatkan.
Dan mengenai muhasabah
ini, Sayyidina ‘Umar ibn al-Khatthab berpesan:
حاسبوا قبل أن تحاسبوا وزنوا أنفسكم قبل أن توزنوا
“Evaluasilah (hisab)
diri kalian, sebelum nanti kalian dihisab. Dan timbanglah amal kalian
sebelum nanti ditimbang”
Mudah-mudahan
dengan muhasabah, menjadikan jiwa kita tidak pernah merasa puas dengan
segala prestasi yang sudah kita perolah di bulan Ramadhan. Dengan begitu, kita akan selalu
berusaha untuk senantiasa ‘menempel’ dan ‘menambal’ celah dan lubang aib ibadah
kita; agar ibadah lebih baik dan lebih sempurna.
Sebagaimana
disabdakan oleh Rasulullah bahwa penentu dari setiap amal ada di penghujungnya.
Dari Sahl ibn Sa’d, Nabi bersabda:
انما الاعمال بالخواتيم
“Bahwa nilai
amal itu ditentukan oleh bagian penutupnya”. (HR. Ahmad dan Al-Bukhari).
الله اكبرالله اكبرالله اكبر ولله الحمد
با رك الله لنا ولكم بالقرآن العظيم, ونفعنا
واياكم بما فيه من الآيات وذكرالحكيم, وتقبل منا تلاوته, انه هوالبر الرحيم, وقل رب
اغفر وارحم, وانت خير الراحمين
Khutbah
Kedua
الله اكبر- الله اكبر- الله اكبر- الله اكبر-
الله اكبر- الله اكبر- الله اكبر.
الله اكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله
بكرة واصيلا, لااله الاالله والله اكبر,الله
اكبر ولله الحمد.
الحمدلله المبدئ المعيد, والشكر له سبحانه على
نعمه التى بفضله تزيد, واشهد ان لااله الاالله وحده لاشريك له, القائل فى كتابه
المجيد: وان هذا صراطى مستقيما فاتبعوه. واشهد ان سيدنا محمدا عبده ورسوله المبعوث
بالدين الحنيف اللهم صل على حبيبنا وقرة اعيننا محمد وعلى آله وصحبه الكرام. قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم : إجتهدوا يوم الفطر فى الصدقات واعمال الخير والبر,
من الصلاة والزكاة والتسبيح والتهليل, فإنه اليوم الذى يغفر الله فيه ذنوبكم
ويستجيب دعاءكم وينظر اليكم بالرحمة. اما بعد:
فيآ ايها المسلمون الكرام اوصيكم ونفسى بتقوى الله.
وقال الله تعالى فى كتابه الكريم : اعوذ بالله من الشيطان الرجيم, إن الله وملا
ئكته يصلون على النبى يآ ايها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما: اللهم صل وسلم
على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد. اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين
والمؤمنات الأحيآء منهم والأموات انك قريب مجيب الدعوات وياقاضى الحاجات
والحمد لله رب العالمين.
عبادالله ان الله يأمركم بالعدل والإحسان وإيتآء
ذى القرب وينهى عن الفخشآء والمنكر والبغى يعظكم لعلكم تذكرون, واذكروا الله
العظيم واشكروه على نعمه يزدكم ولذكر الله اكبر
Yanu Prasmanto, Madrasah Diniyah Nabatussalam Bandung Tulungagung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar