Sabtu, 09 Juli 2022

Humorisnya Gus Baha

 Allah Masuk Surga

****

Yang menarik dari Gus Baha' bukan saja pada cantolan keilmuannya di sana-sini (berbagai fan keilmuan), dengan kutipan utuh dari berbagai kitab, atau nukilan maqolah ulama, melainkan pada daya ledak humornya. Satu hal lagi yang menjadi catatan: Gus Baha' jarang, atau malah tidak pernah melakukan body shaming perempuan, seksis-jorok, menjadikan janda sebagai bahan guyonan, dan selebihnya mengajak menertawakan diri sendiri, juga fenomena keberagamaan saat ini yang serba tegang, kaku, dan cenderung keras.

Gus Baha' biasanya nggojloki Kang Rukhin dan kang Musthofa, jamaah setianya. Juga melontarkan humornya yang bersanad. Transmisi joke yang didapatkan dari gurunya, gurunya dari gurunya, terus ke Shohibul Hikayah.



Misalnya, Gus Baha' bercerita tentang gurunya, KH. Maimoen Zubair, yang iri dengan orang awam.

Waktu itu Mbah Moen masih muda, memimpin rombongan ziarah Walisongo. Kebetulan rute yang ditempuh menanjak. Bis berat mau naik. Gas sudah dimaksimalkan. Mbah Moen khawatir jika rem bus blong. Bisa fatal.

Anehnya, jamaah yang dipimpin biasa saja. Nggak tampak raut muka khawatir. Mereka malah asyik ngobrol sambil makan cemilan. Sebagian terlelap. Intinya, semua santai, kecuali Mbah Moen.

Mbah Moen bertanya salah satu jamaah, "Sampeyan nggak takut, pak?"

"Kenapa harus takut mbah, yang begini kan dipikir sama sopir to mbah?" jawab jamaah polos dan santai.

Mbah Moen manggut-manggut, lantas bilang ke Gus Baha' di kemudian hari, "Semenjak itu Ha', aku sadar, ternyata jadi orang awam itu nikmat."

****

Contoh lainnya, saat Gus Baha' bercerita soal khatib berjenggot yang menyampaikan tema soal akherat. Narasinya disampaikan secara dramatis hingga ada jamaah yang tersedu. Menangis. Khatib pun merasa GeEr, menganggap tema yang disampaikan berhasil memancing keharuan jamaah. Dia bangga.

Hingga, jamaah yang menangis itupun ditanya sama jamaah lain, "Kok nangis, kenapa Mbah?"

"Saya sedih. Kalau lihat khatib jadi ingat kambing saya yang hilang..."

Di saat yang lain Gus Baha' menyindir fenomena khatib sepuh yang tidak mau regenerasi. Maunya khutbah sampai akhir hayat.

Suatu ketika, manakala menyampaikan khutbah Jumatnya, batuknya kambuh, sehingga kalimat yang utuh malah menimbulkan kesalahpahaman.

"Orang yang bertakwa kepada...uhuk uhuk....Allah masuk Surga."

Jamaah celingukan bingung. "Masak Allah masuk surga?"

Dan humor-humor orisinal lain....


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar