Sabtu, 10 September 2016

KHUTBAH IDUL ADHA 1437 H/ 2016 M

Oleh KH Zakky Mubarak, Rais Syuriyah PBNU
Khutbah I

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَركَاَتُهُ
 (3ء) اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ
اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ.
اَلْحَمْدُ للهِ الْقَائِلِ (وَللهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً)، وَأَشْهَدُ أّنْ لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
(أَمَّا بَعْدُ).
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ وَأَحَثُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar
Kaum Muslimin dan Muslimat yang berbahagia

Umat Islam yang berada di tanah air menyambut hari raya Idul Adha yang mulia dengan takbir, tahlil, dan tahmid sebagai ungkapan rasa syukur, sedangkan jutaan umat Islam di tanah suci Makkah, Arafah dan Mina sedang berkonsentrasi menunaikan manasik haji. Mereka datang dari berbagai pelosok dunia, dari berbagai bangsa dan suku, dari latar belakang yang berbeda, menyatu dalam kepasrahan kepada Allah SWT. Mereka menanggalkan segala atribut duniawi, meninggalkan berbagai aktivitas sehari-hari untuk menghadap Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang dengan penuh khusyu dan keikhlasan. Secara serentak, mereka mengumandangkan kalimat talbiyah:

لَبَّيْكَ اللّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لاَشَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَشَرِيْكَ لَكَ.

“Kami penuhi panggilan-Mu wahai Allah, wahai Allah kami datang memenuhi seruan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat dan karunia hanyalah milik-Mu, milik-Mu segala kekuasaan dan kerajaan, tiada sekutu bagi-Mu”.

Minggu, 14 Agustus 2016

DOWNLOAD BANNER SPANDUK HUT RI file Cdr

ASSALAMU 'ALAIKUM WR.WB

SELAMAT MALAM man-teman semua
lama sudah a'ak yanu tidak nulis di blog ini, selain faktor repot ternyata faktor aras arasen juga lebih mendominasi dalam diri hamba.....akakakakkak

seperti gambar dibawah ini........


langsung saja...
bagi panjenengan yg ingin nyedot alias ndonlot banner ATAU spanduk atau apa itu, sebagai bahan pertimbangan atau langsung bisa jenengan pakai silahkan klik DISINI

jika tidak berhasil atau server keliru,,,insyaallah aman kalo klik DISINI

anda ingin variasi yang lain ?? silahkan klik DISINI

MASIH KURANG ?? klik IKI APIK .....ini yg lebih baik ??

iki juga bisa di KLIK.....

Udah dulu man teman.....ini mau shutting......
wassalamu'alaikum

Kamis, 12 Mei 2016

Membuka Aib Pasangan

MEMBUKA AIB PASANGAN

Dari Abu Said Al-Khudri RA, Nabi SAW bersabda :
إِنَّ مِنْ أَشَرِّ النَّاسِ عِنْدَ اللَّهِ مَنْزِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ الرَّجُلَ يُفْضِي إِلَى امْرَأَتِهِ وَتُفْضِي إِلَيْهِ ثُمَّ يَنْشُرُ سِرَّهَا 
Sesungguhnya termasuk manusia paling jelek kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah laki-laki yang menggauli istrinya kemudian dia sebarkan rahasia ranjangnya.” [HR. Muslim]

Rabu, 20 April 2016

SUAMI...SURGA ATAU NERAKAMU

Diriwayatkan dari Al-Hushain bin Mihshan menceritakan bahwa bibinya pernah datang ke tempat Nabi SAW karena satu keperluan. Selesainya dari keperluan tersebut, Rasulullah SAW bertanya kepadanya,
أَذَاتُ زَوْجٍ أَنْتِ؟ قَالَتْ نَعَمْ قَالَ كَيْفَ أَنْتِ لَهُ؟ قَالَتْ مَا آلُوهُ إِلَّا مَا عَجَزْتُ عَنْهُ قَالَ فَانْظُرِي أَيْنَ أَنْتِ مِنْهُ فَإِنَّمَا هُوَ جَنَّتُكِ وَنَارُكِ

“Apakah engkau sudah bersuami?” Bibi Al-Hushain menjawab, “Sudah”. Rasulullah SAW bertanya lagi : “Bagaimana (sikap) engkau terhadap suamimu?”. Ia menjawab: “Aku tidak pernah mengurangi haknya kecuali dalam perkara yang aku tidak mampu melakukannya”.  Rasulullah SAW bersabda : “Lihatlah di mana keberadaanmu dalam pergaulan dengan suamimu, karena suamimu adalah surga dan nerakamu.” [HR. Ahmad]

Kamis, 14 April 2016

STOP PERDEBATAN...

MADU MURNI, MURAH, KLIK DISINI
Diriwayatkan dari Abi Umamah RA, Rasulullah SAW bersabda :
أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِى رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِى وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِى أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ
Aku menjamin sebuah villa yang berada di pinggiran surga bagi siapa saja yang meninggalkan perdebatan meskipun ia benar, juga sebuah istana di kawasan metropolitan surga bagi siapa saja yang meninggalkan berbohong walaupun ia sedang bercanda, serta sebuah istana di puncak surga bagi siapa saja yang berakhlak mulia.[HR Abu Dawud]
Hadits di atas memotivasi kita agar menjauhi perdebatan karena perdebatan dapat menimbulkan permusuhan . Pesan bang haji : “Stop perdebatan, stop pertengkaran, Stop permusuhan, stop pertikaian. Mari kita saling asih Mari kita saling asuh. Hargai pendapat orang bila terdapat beda pandangan Sejauh tidak ada yang dirugikan”. Stop perdebatan karena orang yang berdebat akan disibukkan dengan perdebatannya hingga ia tidak memiliki waktu untuk mengamalkan ilmu yang bermanfaat. Maka dari itulah Imam Malik bin Anas ketika ditanya mengenai seseorang yang alim akan hadits bolehkah ia berdebat? Maka beliau menjawab: tidak, cukuplah ia memberitahukan hadits kemudian jika diterima maka itulah yang diharapkan namun jika keterangan tersebut tidak diterima maka hendaklah ia diam. Beliau memberikan nasehatnya :
المراء والجدال في العلم يذهب بنور العلم ... المراء في العلم يُقسي القلب ويورث الضعن
“pertengkaran dan perdebatan dalam masalah ilmu akan menghapuskan cahaya ilmu (dari hati seseorang)” ...”Perdebatan dalam ilmu akan mengeraskan hati dan menyebabkan kedengkian” [Kitab Fadlu Ilmis salaf]

Rabu, 13 April 2016

TABAYUN (KLARIFIKASI)


MADU MURNI, MURAH KLIK DISINI
Sesaat sesudah penaklukan Kota Mekah (Fathu Makkah) pada 10 Ramadhan 8 H, suku-suku yang ada di Jazirah Arab berbondong-bondong masuk Islam. Termasuk di dalamnya adalah Bani Musthaliq, yang di pimpin oleh Al-Harits bin Dhirar. Meskipun masuknya Islam Al-Harits diawali dengan sebuah peperangan, keislaman Al-Harits ini tidak diragukan. Apalagi putrinya yang bernama Al-Juwairiyah dinikahi oleh Rasulullah Saw.

Kamis, 24 Maret 2016

Bapakku

Malem minggu Karjo wis nduwe rencana arep apel nyang gone Surti..cewek sir sirane.

Sore Karjo wis necis mangkat budhal nyang kutho gawe motore..karepe arep golek buah gae oleh" apel gone Surti.


Sabtu, 19 Maret 2016

Agar Microsoft Word bisa Nulis dan Baca arab



Assalamualaikum wr. Wb.
Selamat “leyeh-leyeh” bunda dan ayah...
Pernahkah anda membuka file yg ada tulisannya “arab” dan office anda gak bisa baca ?? atau mungkin bisa baca tapi anda gak bisa edit ???
Hal ini karena mungkin laptop anda belum disetting bahasa arab.....iyaa arab saudi.... bukan arapati nggenah....

Jumat, 12 Februari 2016

MENGAPA UMAT ISLAM MELAKUKAN TAWASUL, ISTIGHATSAH DAN TABARUK?

Karena Tawasul, Istighatsah dan Tabaruk, baik dengan para nabi dan wali yang masih hidup, maupun sudah wafat, termasuk Wasilah yang diperintahkan dalam al-Qur’an al-Karim, dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan dipraktekkan oleh para sahabat dan ulama salaf yang shaleh.
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ (المائدة : 35)
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah perantara (wasilah) yang mendekatkan diri kepada-Nya”. (QS. al-Maidah : 35).
Allah subhanahu wata’ala juga berfirman:
وَكَانُوا مِنْ قَبْلُ يَسْتَفْتِحُونَ عَلَى الَّذِينَ كَفَرُوا فَلَمَّا جَاءَهُمْ مَا عَرَفُوا كَفَرُوا بِهِ (البقرة : 89)
Padahal sebelumnya mereka biasa memohon kepada Allah untuk mendapat kemenangan (dengan perantara Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam) atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya.
MADU MURNI JAMINAN UANG KEMBALI 50x LIPAT JIKA DICAMPURI....KLIK DISINI

ISTIGHFAR SETELAH SHALAT LIMA WAKTU


Dalam tradisi umat Islam Indonesia, setiap selesai menunaikan shalat lima waktu, biasanya mereka membaca istighfar bersama-sama. Tidak jarang, istighfar yang dibaca adalah sebagai berikut:
اَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَلأَصْحَابِ الْحُقُوْقِ الْوَاجِبَةِ عَلَيَّ وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ
Aku memohon ampun kepada Allah untuk dosa-dosaku, kedua orang tuaku, orang-orang yang aku punya hak kewajiban kepada mereka, seluruh kaum muslim laki-laki dan perempuan, dan kaum beriman laki-laki dan perempuan, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.
Bacaan istighfar tersebut biasanya dibaca sebanyak tiga kali. Ada beberapa hal yang perlu dijelaskan dalilnya mengenai bacaan istighfar di atas.

KEUTAMAAN DAN MAKNA DZIKIR 33 KALI SETELAH SHALAT


Dari sahabat Abu Hurairah, radhiyallahu 'anhu: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
« مَنْ سَبَّح اللهَ في دُبُرِ كُلِّ صَلاةٍ ثَلاثَاً وَثَلاثِينَ ، وَحَمَدَ اللهَ ثَلاثاً وَثَلاثِينَ وَكَبَّرَ اللهَ ثَلاثَاً وَثَلاثِينَ فَتِلْكَ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ ثُمَّ قَالَ : تَمَامَ المائَةِ لا إِله إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ المُلْكُ وُلَهُ الحَمْدُ وَهُوَ عَلى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ، غُفِرَتْ لَهُ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ » .
Barang siapa yang membaca Subhanallah setiap selesai shalat 33 kali, Alhamdulillah 33 kali, Allahu Akbar 33 kali. Itulah 99 kali. Lalu berkata sebagai penyempurna keseratus,

Kamis, 28 Januari 2016

Bertemu Walisongo di Candi Prambanan dan Borobudur

Jika memakai ilmu perbandingan, bisa dibilang Candi Prambanan dan Candi Borobudur sebanding dengan Masjidil Haram. Hal itulah yang membuat saya makin kagum pada para Walisongo.
Maksudnya begini, kalau ada "Masjidil Haram", berarti ada puluhan "masjid agung" kan? Kalau ada tempat ibadah Hindu-Buddha selevel "Masjidil Haram", berarti bukan tidak mungkin Indonesia zaman dahulu sudah dipenuhi ribuan "mushola". Orang tidak mungkin bisa membuat sesuatu berskala besar tanpa bisa membuat yang kecil-kecil dulu.
Tentu Anda jadi bisa membayangkan kalau umat beragama Hindu dan Buddha amat sangatlah banyak. Bahasa kerennya masa kini adalah golongan mayoritas. Kalau umat beragama Hindu dan Buddha zaman dahulu sangat mendominasi, bagaimana bisa Walisongo membalik kondisi tersebut?