Selasa, 28 Juli 2015

WIRID AMPUH UNTUK MENDATANGKAN REJEKI

dapatkan sehat, alami dan murah...klik di sini
DZIKIR UNTUK MENDATANGKAN RIZQI
yang diajarkan oleh Guru Mulia al-Faqih Al-Habib Zain bin Ibrahim bin Smith Ba’alawiy:
الحبيبزين بن سميط
مِن أقوى الأسباب الجالبة للرزق كما ذكره العارفون :
إقامة الصلاة بالتعظيم والخشوع ، وقراءة سورة الواقعة خصوصاً بالليل ،وسورة ( يس ) و ( تبارك ) وقت الصبح ، وحضور المسجد قبل الأذان ، والمُداومة علىالطهارة ، وأداء سنة الفجر والوتر في البيت ، وعمارة ما بعد صلاة الصبح إلى طلوعالشمس عُكوفاً في المسجد ، وقول : ( يا كافي يا مغني يا فتاح يا رزاق ) بالتكرير .
وعن الإمام الشافعي رحمه الله : أربعة تَـجلب الرزق : قيام الليل ،وكثرة الإستغفار بالأسحار ، وتعاهد الصدقة ، والذكر أول النهار وآخره ،

“Para ulama ‘arif billah telah menyebutkan tips-tipsamalan yang dapat mendatangkan, menarik atau menghadirkan rizqi, yaitu:
1. Shalat dengan penuh khidmat dan khusyu’.
2. Membaca surat al-Waqi’ah di malam hari.
3. Membaca surat Yasin dan Tabarak di waktu pagi.
4. Mendatangi masjid sebelum dikumandangkan adzan.
5. Selalu dalam keadaan suci (jika ia batal langsung memperbarui wudhunya).
6. Melaksanakan shalat sunnah Fajar dan Witir di rumah.
7. Memakmurkan masjid ba’da shalat Shubuh hingga keluarnya matahari dengani’tikaf di dalamnya dan memperbanyak bacaan: “Yaa Kaafiy yaa Mughniy yaa Fattahyaa Razzaaq.”
Sedangkan dari Imam Syafi’i Ra. mengatakan bahwa: 4 hal yang dapat menarik rizqi:
1) Qiyamullail
2) Memperbanyak istighfar di waktu sahur
3) Senang bersedekah
4) Membaca dzikiran di awal siang hari dan di akhirnya.”

dan
Ada empat sebab yang bisa mempersulit datangnya rezeki:
1. Tidur dipagi hari
2. Sedikit sholat
3. Malas
4. Khianat
Amalan-amalan berikut ini disampaikan oleh Mufti Madinah
INGIN SEHAT...KUAT....MUDAH, ?? KLIK DI SINI

NILAI SEBUAH BARANG

Seorang guru mengangkat uang 100 ribu rupiah di depan murid-muridnya
Lalu guru tersebut bertanya "siapa yg mau uang ini?"
Semua murid mengangkat tangan mereka, tanda menginginkan untuk mau...................
Kemudian guru itu meremas uang 100 ribu itu dengan tangannya dan kembali bertanya "sekarang siapa yang mau uang ini?"

Kamis, 23 Juli 2015

RIGHT RESPONSE (bereaksi benar)

Seorang bijak pernah berkata pada saya, bahwa tidak ada benar salah tentang apa yang sedang kamu alami yang ada adalah RESEPONSE YANG BENAR ATAU SALAH dari cara berpikir kamu sendiri.

Hidup ini bukan apa yang terjadi diluar dirimu, malainkan apa yang terjadi dalam pikiranmu hingga berdampak pada kehidupan yang kamu alami saat ini....

Sejak menyadari ini semua, saya jadi merasa bahwa setiap kejadian setiap hari adalah pelajaran hidup bagi saya.

Apakah arti Response yang benar ? ya kita tetap bereaksi benar terhadap hal-hal yang nampaknya salah dan buruk tanpa harus menghujat, marah apa lagi menghakimi.

Untuk lebih jelasnya mari kita baca kisah berikut ini,

Lelaki Inggris VS Kyai Kampung

Lelaki inggris bertanya : "kenapa dalam islam, wanita tdk boleh berjabat tangan dgn lelaki ?" Kyai Kampung menjawab : "Dapatkah kamu berjabat tangan dengan Ratu Elisabeth ?" si inggrris menjawab : " tentu saja tidak boleh !!! Hanya orang tertentu yg dapat berjabat tangan dg Ratu Elisabeth". Kyai Kampung pun tersenyum & berkata : "begitulah wanita2 muslimah kami adalah para ratu, & menjadi para ratu tak boleh menjabat tangan sembarangan (bukan mahromnya)". Lalu si inggris bertanya lagi :" Kenapa wanita islam menutupi tubuh & rambut mereka ?". Kyai Kampung tersenyum lagi lalu memperlihatkan 2 batang coklat yang ia bawa, kemudian membuka yang pertama, & membiarkan tertutup yang kedua, setelah itu melempar keduanya ke tanah. Kyai 

Jumat, 17 Juli 2015

Khutbah Idul Fitri 1436 H/2015 M



KHUTBAH IDUL FITRI: Mengurai Makna Fitrah di Tengah Arus Perubahan dan Dinamika Kehidupan
Khodimul Ma’had Nabatussalam Bandung
الله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْالله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْالله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْ  لاَإلَهَ إلاَّ الله ُوَالله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْ وَلِلَّهِ الْحَمْد ، الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ بِنِْعمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلاَ أنْ هَدَانَا الله ُ ، أشْهَدُ أنْ لاَإلَهَ إلاَّ الله ُوَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ الَّذِيُ خَصَّنَا بِخَيْرِ كِتَابٍ أُنْزِلَ وَأَكْرَمَنَا بِخَيْرِ نَبِىٍّ أُرْسِلَ وَأَتَمَّ عَلَيْنَا النٍّعْمَةَ بِأَعْظَمِ دِيْنِ شَرْعٍ دِيْنِ اْلإسْلاَمِ ، أليَوْمَ أكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَأتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ اْلإسْلَمَ دِيْنًا ، وَ أشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ أَدَّى اْلأَمَانَةَ وَبَلَّغَ الرِّسَالَةَ وَنَصَحَ اْلأُمَّةَ وَتَرَكَنَا عَلىَ اْلمَحَجَّةِ اْلبَيْضَاءِ لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا ، لاَيَزِيْغُ عَنْهَا إلاَّ هَالِكٌ, أللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلكَرِيْمِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحَابَتِهِ الطَّاهِرِيْنِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإحْسَانٍ إلَى يَوْمِ الدِّيْنِ . أمَّا بَعْدُ,
فَيَا عِبَادَ اللهِ ! اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ, وَاعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هَذَا يَوْمٌ عَظِيْمٌ وَعِيْدٌ كَرِيْمٌ, قَالَ الله ُعَزَّ وَجَلَّ : وَلِتُكْمِلُوْا العِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللهَ عَلىَ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ :
Hadirin sidang Jamaah Idul Fitri yang Dimuliakan Allah
Dalam suasana pagi hari yang khidmat berselimut rahmat dan kebahagiaan ini, marilah kita senantiasa memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala curahan rahmat dan nikmat-Nya kepada kita semua, sehingga di pagi hari yang cerah ini kita dapat menunaikan sholat ‘dul Fitri dengan khusyu’ dan tertib.
Hari ini, takbir dan tahmid berkumandang di seluruh penjuru dunia, mengagungkan asma Allah SWT. Kumandang takbir dan tahmid itu sesungguhnya adalah wujud kemenangan dan rasa syukur kaum muslimin kepada Allah SWT atas keberhasilannya meraih fitrah (kesucian diri) melalui mujahadah (perjuangan lahir dan batin) dan pelaksanaan amal ibadah selama bulan suci Ramadhan yang baru berlalu. Allah SWT menegaskan :
وَلِتُكْمِلُوْا العِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللهَ عَلىَ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
“Dan hendaklah kamu menyempurnakan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepada kamu semoga kamu bersyukur (kepada-Nya).” (QS. al-Baqoroh : 185)
Islam sesungguhnya telah mengajarkan takbir kepada umatnya, agar ia senantiasa mengagungkan asma Allah SWT kapanpun dan di manapun, saat adzan kita kumandangkan takbir, saat iqamah kita lafalkan takbir, saat membuka shalat kita ucapkan takbir, saat bayi lahir kita perdengarkan kalimat takbir, saat menyembelih hewan kita baca takbir, bahkan saat di medan laga perjuangan, kita juga mengumandangkan suara takbir.
الله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْ الله ُأكْبَرْ وَلِلَّهِ الْحَمْد
Dalam suasana kemenangan ini, marilah kita menghayati kembali makna kefitrahan kita, baik sebagai hamba Allah maupun sebagai khalifatullah fil ardli. Idul Fitri yang dimaknai kembali kepada kesucian ruhani,’ atau ‘kembali ke asal kejadian manusia yang suci, atau ‘kembali ke agama yang benar’, sesungguhnya mengisyaratkan, bahwa setiap orang yang merayakan Idul fitri berarti dia sedang merayakan kesucian ruhaninya, mengurai asal kejadiannya dan menikmati sikap keberagamaan yang benar, keberagamaan yang diridlai Allah swt.
Di sinilah sesungguhnya letak keagungan dan kebesaran hari raya Idul fitri, Hari di mana para hamba Allah merayakan keberhasilannya mengembalikan kesucian diri dari segala dosa dan khilaf melalui pelaksanaan amal shaleh dan ibadah puasa Ramadhan, sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW :
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan atas dasar keimanan dan dilaksanakan dengan benar, maka ia diampuni dosa-dosanya yang telah lewat”. (HR. Imam Muslim).